Mengapa Rasul Hijrah Ke Madinah, Tidak Ke Habasyah? – Dakwah Nabi Muhammad Saw di Mekkah mendapatkan pertentangan dari kaum Quraisy. Walaupun, Nabi Saw dikenal sebagai sosok yang berwibawa dan juga dipercaya, namun Islam dan tauhid yang dibawa beliau tidak serta merta diterima oleh kaum Quraisy, terlebih para pemuka kaum tersebut.
Kondisi Dakwah Di Mekkah
Dakwah Rasul di Mekkah menemui banyak kesulitan dan juga pertentangan dari kaum Quraisy. Propaganda merupakan jalan awal untuk menentang dakwah ini. Rasul disebut sebagai ahli sihir, bahkan orang gila. Kabar ini dihembuskan agar tak semakin banyak yang menerima dakwah ini. Semua ini diserta dengan segala bentuk cacian dan makian kepada Rasul yang diberikan oleh kaum Quraisy.
Kekerasan juga menjadi jalan kedua. Inilah sebagaimana yang dilakukan pada keluarga Yassir bin Amr sampai meninggal dan juga ibunya, Sumayah. Keduanya disiksa oleh pemuka Kaum Quraisy sampai syahid. Demikian pula yang dilakukan kepada sahabat Bilal ra, yaitu disiksa dengan ditindih batu besar di bawah terik matahari.
Baca juga : Hukum Islam Ihyaul Mawat, Menghidupkan Tanah Mati
Hal ketiga yang tak kalah membuat perjuangan Rasul Saw di Mekkah semakin berat adalah pemboikotan. Selama tiga tahun, kaum muslim di boikot oleh kaum Quraisy dan selama waktu ini menjadi waktu yang amat sulit bagi kaum muslim di Mekkah.
Pertolongan Dari Habasyah
Pada masa pemboikotan ini, Nabi tak ada terbesit satu keinginan untuk meninggalkan Mekkah guna lepas dari segala penderitaan ini. Hanya, Nabi memang memberikan izin kepada sebagian muslim pada waktu itu untuk lari menyelamatkan diri, yaitu ke satu tempat yang bernama Habasyah.
Habasyah menjadi satu tempat yang dituju dan diyakini dapat memberikan keselamatan dan jaminan bagi kaum muslim karena di sana Rajanya yang bernama Raja Najashi memberikan perlindungan pada setiap agama. Sehingga kaum muslim yang lari ke sana dapat selamat.
Baca juga : Faidah membaca ayat kursi dengan istiqomah
Namun, Rasul tidak menganjurkan semua muslimin beserta beliau sendiri untuk hijrah ke sana dan kemudian mendakwahkan Islam di sana. Rasulpun kemudian hijrah ke Madinah.
Hijrah Ke Madinah
Hijrah Rasul ke Madinah didahului dengan datangnya para pemuka kabilah atau kaum Madinah yaitu suku Aus dan Khazraj untuk menemui Rasul di musim haji. Di saat inilah dikenal dengan peristiwa baiat Aqobah Pertama dan Baiat Aqobah yang Kedua.
Baiat ini menandakan bahwa kaum yang ada di Madinah yang diwakili oleh pemuka dari setiap kaum menunjukan kesediaan mereka untuk menerima Islam dan mau untuk mengambil hukum Islam yang telah disampaikan oleh Rasul.
Baca juga : 7 Tips Agar Anak Mau Belajar Tanpa Paksaan Dan Tekanan
Selain itu, memang turun ayat yang memerintahkan Rasul untuk hijrah ke Madinah. Madinah menjadi satu tempat yang sudah disiapkan oleh Mushab Bin Umair setahun sebelum hijrah Rasul dan para sahabat sehingga Madinah saat itu sudah mulai mengenal Islam bahkan Islam sudah menjadi satu hal viral di setiap rumah di Madinah. Madinah sudah menerima dakwah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.
Kemudian memang, para sabahat mulai berangsur-angsur meninggalkan Mekkah untuk menuju ke Madinah. Rasul Saw pun juga akhirnya melakukan perjalanan hijrah ke Madinah ditemani oleh sahabat Abu Bakar Ash shiddiq pada suatu malam.
Madinah menjadi daerah yang telah siap untuk menerima Islam dan menerapkan hukum Islam. Sedangkan Habasyah bukan. Habasyah hanya memberikan perlindungan. Sehingga tentu saja, tempat ini tidak dituju oleh Rasul dan para sahabat. Melainkan ke Madinah yang memang semua masyarakatnya yang beragam sudah siap untuk menerima dan memberlakukan semua hukum Islam yang ada.
Demikianlah alasan mengapa Rasul hijrah ke Madinah, tidak ke Habasyah, semoga bermanfaat.