APA ITU PERKAWINAN YANG MENYEHATKAN??

Keluarga atau rumah tangga adalah unit terkecil dari struktur masyarakat. Kita menyaksikan problem masyarakat kita yang sangat kompleks, yang seringkali membuat sebagian orang menjadi frustasi karena tidak tahu dari mana harus mulai membenahinya. Jika kita ingin membenahi maka mulailah dari membenahi keluarga. Dan jika ingin membenahi keluarga maka mulailah dengan menata kembali hubungan suami istri terlebih dahulu karena keselarasan suami isteri adalah modal utama keberhasilan membentuk keluarga yang ideal.

Dalam masyarakat modern setiap anggota keluarga memiliki keterbatasan waktu untuk bertemu. Persoalan yang paling penting adalah terjalinnya komunikasi yang harmonis. Komunikasi sering menjadi persoalan yang rumit dan sering pula menjadi barang yang malal dan langka.

Rumah Tangga Sehat dan Harmonis

Kesehatan sangat berhubungan dengan kebahagiaan dan kebahagiaan seseorang selalu dimulai dari rumah. Kita tidak bisa berharap seseorang bisa sukses dalam karir dan hubungan sosialnya jka dia tidak punya modal keharmonisan dalam rumah tangganya.

Islam memandang perkawinan sebagai sesuatu yang sangat penting pembahasan tentang seluk beluk perkawinan meliputi aspek kehidupan seksual suami istri, pengaturan tentang hidup berumah tangga, cara merawat dan membesarkan anak sampai masalah warisan telah diatur dengan detail di dalam al-qur’an. Adapun makna perkawinan dalam Islam adalah :

  1. Perkawinan adalah ikatan janji antara dua anak manusia yang bersifat suci, bahkan prosesi pernikahan disaksikan oleh para malaikat. Karena perkawinan adlah lembaga penting yang tujuan utamanya adalah pelestarian spesies manusia. Demikianlah penciptaan manusia adalah proses penting dimana Allah Swt menetapkan seorang khalifah dimuka bumi. Tentu saja hal ini bukan proses main-main, lahirnya manusia juga merupakan peristiwa besar. Oleh karena itu, proses penciptaannya pun hanya boleh dijalankan dengan cara yang benar dan legal, melalui ikatan tali perkawinan. Peresmian pernikahan disaksikan oleh orang banyak dalam suatu pesta yang diwajibkan walaupun sangat sederhana yaitu walimatul ‘urus.
  2. Pada masyarakat yang menganut prinsip free sex sehubungan seks merupakan peristiwa penyaluran nafsu hayawaan dimana seseorang bebas melakukannya tanpa ikatan apa-apa. Bagi mereka yang menganut prinsip ini maka perkawinan bukan lagi sebuah lembaga yang penting. Seks bebas banyak terjadi pada masyarakat yang menganggap lembaga perkawinan adalah lembaga yang mengikat seumur hidup sehingga masuknya seseorang dalam ikatan perkawinan akan merupakan bentuk pengekangan.

Bagi mereka masuknya seseorang dalam lembaga perkawinan adalah seperti masuknya tikus dalam perangkap. Tidak ada alternatif lain dalam menjalani kehidupan perkawinan melainkan hidup bersama seterusnya meskipun tidak ada kecocokan. Dalam Islam perkawinan adalah ibadah dan kegagalan perkawinan diberikan pintu keluar emergensi berupa perceraian atau poligami. Satu hal yang penting dikemukaan bahwa poligami merupakan jalan keluar yang sangat terpaksa dan bukan wadah untuk mengumbar nafsu hayawaniyah.

Sebagaimana Al-Qur’an meminta para pelaku poligami untuk berlaku adil, bila tidak mampu hendaknya beristri satu saja. Perilaku seks bebas merupakan penyelewengan dari karunia kenikmatan seksual yang diberikan Allah untuk melengkapi peran manusia sebagai khalifah dan menjaga kelestarian spesies manusia tersebut.

Perkawinan dalam Al-Qur’an digambarkan sangat indah. Didalam perkawinan Allah Swt secara resmi memberikan anugerah berupa kebebasan menikmati hubungan seks, yang kebebasan ini tidak diberikan-Nya diluar lembaga perkawinan. Mari perhatikan keindahan itu :

“……..dan pergaulilah istri-istri kalian dengan penuh pengertian.” (QS. An-Nisa’:19). Betapa luar biasa Allah memanjakan para istri karena Allah ingin menunjukkan kepara para suami bahwa hendaknya mereka mengerti bahwa wanita memiliki sifat yang berbeda dengan pria. Karenanya, pendekatan terhadap istri harus benar-benar menggunakan pendekatan yang berbeda dengan kecenderungan sifat pria.

“…..istri-istri kamu adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka…”(QS. Al-Baqoroh : 187) begitu indah dan mesranya Allah menggambarkan hubungan suami istri, yaitu bagaikan pakaian yang saling melekat, saling mengetahui karakter masing-masing. Pakaian adalah keperluan yang harus dirawat dengan baik. Jangan sampai robek danjangan sampai kusut karena pakaian bisa mewakili kehormatan kita. Kita akan berwibawa dan dihormati jika menggunakan pakaian yang rapi dan bersih. Pakaian juga merupakan sesuatu yang paling mengerti diri kita. Pakaian harus dipakai pada tempatnya,begitu pula suami istri harus memiliki cara menjalin hubungan yang proporsional, mengetahui kapan harus bersikap begini dan kapan harus bersikap begitu.

“Dan diantara tanda-tanda kekuasan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS, Ar-Ruum:21).

Ada 3 hal yang ditekankan disini :

  1. SAKINAH

Rasa tentram, yaitu keadaan batin yang stabil dan terpuaskan sehingga tidak lagi berpikir tengok kanan tengok kiri.

  1. MAWADDAH

Rasa kasih, yaitu rasa tertarik secara seksual dan rasa rindu yang terus menerus karena merasa terpuaskan secara fisik maupun jiwa.

  1. RAHMAH

Rasa sayang, yaitu rasa ingin selalu berdekatan, ingin mesra, yang biasanya ditandai rasa ingin selalu memberi tanpa menuntut balas.

Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa manusia diberikan pasangan hidup yang berupa manusia juga aga bisa mengetahui watak masing-masing dan manusia diciptakan memiliki nafsu seksual dia bisa menyalurkannya melalui cara-cara yang terhormat, sehingga orang bisa menikmatinya dengan tenang dan tentram. Dengan rasa tentram itu maka Allah menanamkan rasa kasih dan sayang diantara keduanya.

Demikianlah Islam menghargai lembaga perkawinan sehingga jika kita hendak mendeskripsikan kebahagiaan suami istri, maka ada beberapa hal :

  • Ada rasa tentram
  • Ada rasa kasih sayang
  • Ada ketertarikan dan kepuasan saksual satu sama lain
  • Mampu melaksanakan peran memperbanyak spesies manusia
  • Mampu menjaga kesucian ikatan perkawinan
  • Mempu berperan sebagai wakil Allah di muka bumi
  • Mampu menumbuhkan generasi baru yang dapat melanjutkan misi manusia sebagai khalifah Allah dimuka bumi.

Semoga bermanfaat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.